HAKIKAT TUTURAN TONIS: BENTUK LEGITIMASI RITUAL DALAM MASYARAKAT TIMOR DAWAN

Indonesia

  • Semuel Nitbani Artikel

Abstract

       Salah satu unsur budaya masyarakat Timor Dawan  adalah tuturan tonis. Jenis tuturan ini memiliki ciri bahasa dan unsur  ‘pelisanan’ yang khas yang dilaksanakan dalam berbagai jenis ritual baik yang bersifat sosial maupun yang bersifat relijius. Bahkan, tuturan tonis  itu sendiri adalah inti dan puncak pelaksanaan  setiap acara resmi secara adat dan ritual dalam masyarakat ini.  Tonis  digolongkan kedalam jenis sastra ungkapan karena teks sastra ini terbentuk dari unsur-unsur imajinasi, kata kongkret, gaya bahasa, diksi, irama yang menjadi satu keutuhan dan keterpaduan untuk  menjalankan fungsi-fungsi ekspresif, tematis, dan fungsi sosial dalam masyarakat pemiliknya. Sebagai teks lisan, tuturan tonis terdiri atas atau terbentuk dari adanya bentuk bahasa, artikulasi, volume suara, nada dan intonasi, ekspresi dan gerak fisik. Secara umum, isi tonis  mencakup unsur dan perangkat-perangkat dalam wujud pernyataan-pernyataan yang isinya adalah tentang orang, tempat, dan peristiwa berdasarkan sejarah, kepercayaan, tema-tema kehidupan, keadaan dan hukum alam, hukum adat, norma-norma kemanusiaan, dan budaya. Sebagai teks,  tonis  ada dan berfungsi karena memiliki makna dan nilai. Itu berarti bahwa baik atau buruknya tonis  didasarkan pada kemampun pembentukan makna atau ‘pembermaknaan’ dan kemampuan pembentukan nilai atau kemampuan ‘pembernilaian’ oleh penutur tonis  atau atonis  melalui kemampuan memanfaatkan perangkat-perangkat tonis  dan kemampuan vokal, kontak, dan visual dalam penyajian  atau pelantunan tonis.

Published
2020-06-12
How to Cite
[1]
S. Nitbani, “HAKIKAT TUTURAN TONIS: BENTUK LEGITIMASI RITUAL DALAM MASYARAKAT TIMOR DAWAN”, Lazuardi, vol. 3, no. 2, pp. 453-468, Jun. 2020.
Section
Jurnal Lazuardi